Selamat Datang

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

مرحبا أهلا وسهلا بحضوركم في موقعي هذا. موقع فردي بهيج . موقع الألبّاء

Minggu, 31 Oktober 2010

LUGU VS DEWASA

Entah seperti apa pendapat banyak orang tentang lugu. Sebagian mungkin menganggap buruk. Tapi sebagian memujinya. Seseorang yang apa adanya kah, orang lugu itu? Seseorang yang berlaku baik kah, dia itu? Atau yang lain?

Tak tahu persis, apa itu lugu.

Banyak orang memuji kebaikan orang lugu. Tetapi di balik pujian itu, seakan terselip ketidaksukaan akan sifat lugu, dalam artian tidak bangga dengan sifat lugu seseorang. Seakan orang lugu selain memiliki kelebihan berupa kebaikan hati, tapi sekaligus memiliki kekurangan. Apa gerangan kekurangan itu?

Untuk menghilangkan kekurangan keluguan, apakah harus pula menghilangkan kelebihannya? Apakah untuk menghilangkan kesan negatif lugu, apa harus dengan melakukan keburukan?

Kiranya keluguan berbanding terbalik dengan kedewasaan. Banyak orang memuji kedewasaan. Meski kedewasaan tidak melalui jalan yang benar. Apakah kedewasaan harus dilalui dengan melakukan keburukan. Sering didengar, pacaran untuk mendewasakan diri. Tidak tahukah mereka, di sela-sela pacaran terselip kemaksiatan? Saling melihat antara dua lawan jenis, berjalan bergandengan, bersendirian, dan saling telepon-teleponan.

Haruskan dewasa bermula atau melalui hal semacam itu?

Dewasa – lugu, saya kira, memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Alangkah baiknya bila bisa mengkombinasikan kebaikan dewasa dengan kebaikan lugu. Kebaikan lugu terletak pada menetapi kebaikan dan kebaikan dewasa terletak pada pengalaman. Sehingga, menjadi lugu yang dewasa tidak hanya berfikir kebaikan sekarang tetapi juga mempertimbangkan pengalaman untuk kedepan.

Ya, saya kira kebaikan disertai pengalaman akan membimbing kepada kehidupan yang lebih baik.

Abah Ibuk

Abah lan Ibuk, kak labib nyuwun pangestune. Selama kak labib kuliah teng Semarang, menawi katah perubahan. Kengeng budaya-budaya seng wonten teng mriki. Kak labib berusaha ngedohi budaya-budaya ingkang awon lan mendet ingkang sae.

Katah ingkang kak labib ngertosi teng mriki. Duko urusan pelajaran, duko urusan perjalanan teng dunyo niki.

Kak labib matur nuwun, bimbingan abah ibuk wekdal tasih teng dalem. Kak labib diwejangi carane urip sae teng pondok. “Kak Labib, nek wonten roan geh derek roan”. “Kak Labib, ampun ngantos keseret teng nggene pemikiran seng melenceng. Cekelo teguh nopo seng pun diajarke teng Sarang”. “Kak Labib ampun membangga-banggakan diri sebagai anake wong niki putune wong niki”. “Tiang liyo nopo wonten seng bade mbantu Kak Labib nek boten Abah Ibuk. Dados ampun tergantung kaleh tiang lintu”. “Kak Labib kudu tanggap nek wonten nopo-nopo ingkang dibutuhke kiaine. Kudu seng cekatan”. Lan katah lintune petuah saking abah ibuk.

Abah lan Ibuk, pandongane mawon kersane Kak Labib sukses nglampahi urip niki. Sukses teng donyo sukses teng akhirat. Sukses teng donyo kados ingkang dikarepake Abah lan Ibuk, bilih Kak Labib ampun dadoso tiang kuper, ndekem teng omah, ora wani ngomong kaleh tiang. Dadoso Kak Labib ingkang cekatan.

Sukses teng akhirate kados ingkang dikarepake Abah lan Ibuk kanti printah-printahe Abah Ibuk teng Kak Labib ken jamaah, ken tangi subuh, nganti Kak Labib dijiwiti nek boten tangi-tangi. Ken belajar seng tenanan, nganti nek Kak Labib bubuk boten derek musyarawarah digugah meski Kak Labib nangis-nangis setengah sadar (kranten digugah kangge musyawarah, padahal enak-enak turu).

Kak Labib eleng sedanten niku.

Abah sosok seorang ingkang keras lan tegas. Tapi penuh kasih sayang di balik niku. Kak Labib boten eleng kekerasane abah teng kulo, kecuali cerito riyen-riyen nendang Kak Labib kranten Kak Labib ngecos Upi wekdal niku.

Ibuk sosok ingkang alus ingkang sering nasihati lan berusaha tenanan putra-putrane dados tiang sae.

Ya Allah, kulo sanget bejo gadah tiang sepah kados Abah Ibuk.

Ya Allah, tiang sepah kulo sampun berusaha kados ngoten ndadosake putrane niki dados tiang sae. Ampun sia-siaake usahanipun kekaleh, ya Allah. Dadosake putrane niki tiang ingkang dicintai Pengerane, tiang sepahe, lan menungso...

Tetes loh haru kulo kangge kebaikan kekaleh tiang sepah kulo.

Ya Allah paringi umur panjang kekaleh tiang sepah kulo. Paringi kecukupan rizki, selamet dunyo akhirat, lan kebanggaan terhadap putra putrinipun.

رب اغفر لي ولوالدي وارحمهما كما ربياني صغيرا

Minggu, 10 Oktober 2010

Refreshing

Setelah aq merasa semangat ini kurang stabil, aq dapat nasehat dari poro pak lek untuk refreshing muter2 kota ditutup ngibadah.
Aq pun sepakat, mungkin itu yang aq butuhkan.
Tak menunggu lama, paginya ku pun lari pagi pas juga ada yang ngajak. Lari pagi lihat sawah, duduk diatas jembatan kereta api. Menikmati ciptaan Sang Pencipta.
Agak siang ku lanjut ke kendal diajak melegalisir ijazah Futuhiyah Mranggen yang waktu itu menginduk kpd MAN Kendal.
Siangnya jalan2 lihat pameran laptop di Java Mall. Pengen punya laptop. Tapi semua tergantung kehendak Allah s.w.t. Hanya kpd-Nya kita bisa meminta.
Sore hari tidak ke mana2, di pondok diminta Yai membersihkan kayu dari paku-paku untuk bangunan musholla.
Malam harinya, ada tugas dari kluarga ndalem yakni pencarian kelengkapan alat tulis di Gramedia. Sesampainya di Gramedia, perut lapar. Lalu cari nasi bungkus dimakan di tengah lapangan Simpang Lima. Lapangan yang luas dan suasana lalu lalang orang-orang yang menikmati pemandangan sambil bermain dgn anak2 mereka membuat suasana tersendiri. Terlebih diklilingi keramaian kendaraan yang tawaf searah jarum jam, mengelilingi kami.
Selesai makan dan duduk2 sebentar, Aq dan mas irul pun pulang. Sampai pondok tinggal menutup dgn ibadah, dan memohon ampunan agar kekhilafan yg terselip selama sehari ini diampuni oleh Sang Maha Pengampun.
Selanjutnya, hanya kpd Allah aq bersimpuh dan memohon diberi kebaikan hari ini, kemaren dan besok dan dijauhkan dari keburukkannya. Amin yaa Rabbal Alamin.

Jumat, 08 Oktober 2010

Keluh Kesah

Tak seperti yang dibayangkan dulu. Aku bayangkan menjadi lulusan tercepat dan aku bisa. Tapi, lihat aku disini! Belum memulai sepatah kata pun.
Terbuai kemalasan. Tak tersentuh komitmen. Terlupakan oleh manisnya lamunan panjang.
Tak terasa, kini kurasa ku tak bertindak tegas melakukannya tanpa menunggu waktu nanti.

Jangan tunggu sore jika kamu bisa lakukan pagi dan jangan tunggu pagi jika kamu bisa lakukan sore.

Hamba yang lemah tanpa bantuan Sang Maha Tuan.