Selamat Datang

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

مرحبا أهلا وسهلا بحضوركم في موقعي هذا. موقع فردي بهيج . موقع الألبّاء

Jumat, 10 Juli 2009

Asking

Ask!
Bertanyalah, mintalah, dan komunikasikan apa yang kamu inginkan!
Bertanya membuka jalan.
Meminta tidak selalu rendah.
Berkomunikasi kita jadi tahu yang baik.
Jangan takut akan penolakan. Itu pasti terjadi.
Orang hebat tidak takut akan ditolak, karena dengan ditolak dia melihat peluang yang lain.

Dengan bertanya kita tidak akan tersesat di jalan. Tanya lah apa yang kamu belum ketahui. Bertanya dengan buku. Bertanya dengan yang lebih tahu. Dalam menjalani suatu bidang pekerjaan, baik pekerjaan keuangan, ibadah bahkan kemasyarakatan, seseorang membutuhkan suatu pengalaman berharga yang bisa jadi tidak kita miliki tapi ada di benak orang lain. Jangan malu untuk bertanya. Jangan malu untuk menjadi lebih baik dengan mengetahui yang belum diketahui.

Meminta... Ya terkesan rendah. Itu tidak semuanya. Mintalah dengan baik. Misalnya minta mengajar. Minta mengajar ketika kita merasa mampu itu penting. Dari pada kita cuma menungu dan menunggu, berharap dan berharap bilang saja. Pak saya mau mengajar bisa tidak. Jangan takut ditolak! Masalah tolak menolak itu masalah terakhir. Jika kita tidak meminta maka 0% (Baca: Nol Besar persen) keinginan kita terpenuhi. Siapa yang tahu dengan keinginan orang yang diam! Tapi dengan meminta bisa jadi ditolak bisa jadi diterima. Jadilah 50%-50%, yakni 50% diterima dan 50% ditolak. Tapi apabila Minta kita dibarengi dengan Powerfull Communication, yaitu dengan intonasi tepat dan gaya tubuh yang sesuai bisa jadi kemungkinan diterima bertambah.

Komunikasi merupakan penyatuan pendapat seseorang dengan yang lain. Kedua hal di atas bisa masuk dalam kategori komunikasi. Tapi komunikasi lebih luas. Tidak hanya meminta dan bertanya. Misalnya memberitakan tujuan hidup, keinginan atau yang lain. Bisa jadi seseorang ingin bisa mengendarai sepeda motor. Tapi dia diam. Ya tidak ada yang mendukung. Semua orang di sekelilingnya tidak tahu kalau dia ingin bisa mengendarai motor. Maka tidak satupun yang mau melatihnya. Tapi jika ia komunikasikan, maka suatu saat ketika teman yang dia ajak komunikasi ada ide yang bisa membantunya akan ia tularkan kepada kepadanya.

Dan terakhir jangan takut untuk ditolak. Penolakan merupakan suatu proses. Semuanya membutuhkan proses. Tiada satu keberhasilan pun yang tidak melalui proses.
Ayo ber-Ask!

Novel Kak Abik

Liburan sepi. Beberapa temen menemani. Mereka masih ada ujian di kuliah. Aku... Aku sudah selesai. Cuma satu yang belum. Aku masih menanggung tugas novel dua puluh halaman. Sekalipun aku belum pernah membuat novel. Baru ini. Sebab itu, aku baru bisa membuatnya sekarang. Walaupun deadline-nya sudah kelewat satu minggu yang lalu. Selama satu minggu ini aku baru dapat 15 halaman. Yah, sulit-sulit susah. Sulit itu ya susah. Beruntung. Aku diizinin untuk menunda tugasku.
Jika saja sekarang tidak liburan dan banyak tugas, mana mungkin aku membuat novel. Mana mungkin aku membuat hal yang aku belum pernah lakukan. Ilmu tentang pernovelan pun belum banyak kudapat dan fahami.
Maka dari itu, aku mencoba membuatnya dengan melihat novel yang filmnya lagi laris sekarang ini, Ketika Cinta Bertasbih. Aku dapat banyak ilmu dari proses pembuatan ini. Terutama dari novel karya Habiburrahman al-Syirozi ini yang panggilannya hampir sama dengan panggilanku. Kang Abik panggilannya. Sedang Kak Abik aku dipanggil, kadang sih.
Aku kagum dengan Kang Abik. Dia bisa bercerita hal sederhana menjadi suatu yang panjang lebar. Adapun aku satu hal cuma bisa aku ungkapkan dalam satu kalimat. Maklum masih pemula. Keruntutan ceritanya pun bisa dikagumi. Berikut imajinasinya. Isi novelnya penuh makna dan motivasi. Dari sekian kekaguman, maka pantaslah karya beliau dipuja dan dipuji orang seantero Indonesia.
Dibandingkan dengan aku. Ah... kayak semut di kaki gajah. Tapi santai Kang Abik, Kak Abik akan bisa menirumu. Insyaallah.
Penasaran dengan Novel Kak Abik? Sering-seringlah mampir di Labeeeeeeeb.blogspot.com
Salam pena!

Senin, 06 Juli 2009

Ziarah sedikit ada masalah

Al-hamdulillah, kemarin Pondok Pesantren Daarun Najaah telah melaksanakan Ziarah Wali-wali dengan sukses. Semua pulang dengan selamat, tanpa suatu luka sedikitpun.
Masalah pilu terjadi ketika rombongan yang terbagi menjadi tiga bis itu, tepatnya Bis 1 mengalami kecelakaan. Kecelakaan itu tidak merubah bentuk bis maupun isinya, muhngkin hanya anak-anak putri di dalam bis yang tidak kuat mental saja yang berubah.
Kecelakaan membuat Bis satu, ketepatan bis itu yang saya naiki, ditahan sementara. Oleh karena itu, seluruh penumpang selain supir dan kernet dipindah ke bisa 2, untuk melanjutkan ke rumah Pak Iz kudus, sementara dicarikan bis pengganti.
Di rumah Pak Iz kudus, 3 atau lebih anak putri pingsan, bisa jadi karena ketakutan. Tapi untuk ketika bis pengganti sudah tiba mereka bertiga sudah pulih kembali.
Aku mengirim pesan kepada ibuk, tentang kejadian ini, kalo Bis yang sana naiki kecelakaan, tapi Bis dan isinya tidak ada yang kurang.
Ibuk menjawab sms, o gak apa-apa bib yang penting selamet. Makanya kalo pergi jangan cuma seneng-seneng aja, baca sholawat yang banya.
Aku introspeksi diri. Iya, ya. Dari tadi aku ga baca sholawat. Biasanya, kalo mau pergi ibuk selalu meminta aku untuk baca solawat.
Al-hamdulillah, setelah baca solawat ga ada kejadian di Bis yang saya naiki, Baik bis 1, 2, atau 3. Bis 1, 2, 3 pernah aku pake. Bis satu waktu dari semarang ke sarang. Bis tiga dari sarang ke gua maharani, ke tuban. Bis 2 dari tuban ke semarang.

Jumat, 03 Juli 2009

Libur telah tiba, hore yes. Tapi srondok jengkel.

Hari ini adalah hari terakhir ujian semester enamku di fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang.

Masalah demi masalah aku selesaikan ya dengan senyum, marah, gemes, seneng dan sedih. Semua ada. Nano-nano bangetttss. Manis, asem, asin, rame rasanya. Hari ni aja aku dibuat nesu ma penjaga kantor.

Begini ceritane.

Dari jam 8 aku nunggu temen-temen LPB (lima pemikir besar, Keren ya?!!!^^) di depan kantor. "Ta, kamu dimana? Aku dah sampe kantor nih", pesan singkatku ke Ezta. Ya tunggu di situ aku kesana. Hani, Risa, Asna pun tak luput dari sms ku.

Tapi setengah jam aku menuggu tiada satu pun yang nongol.

"Ah dari pada nunggu di sini, mendingan aku ngedit bentar di Sodiq Comp di bawah", batinku.

Aku turun ke bawah (maklum Kampus dakwah kan ada di "bukit" jadi untuk bilang pergi dari dakwah ke daerah sekitar gerbang masuk kampus 3 di mana dakwah berada kami sering menyebutnya turun) ke Sodiq Comp. Belum sampai di tempat tujuan, aku berpapasan dengan Ezta.

"Ta, aku ngedit tugas pak Ali dulu, di Sodiq"

"Lho, di atas ada siapa?"

"G ada siapa-siapa. Kamu ntar tandatangan dulu (masa-masa ujian kayak gini, karena terjadwal maka setiap mahasiswa wajib tanda tangan ujian. Bagi yang tidak tanda tangan tidak dapat nilai. Begitu aturannya)"

***

Singkat Cerita setelah aku ngedit di Sodiq Comp. Lalu aku ke kantor.
Aku ketemu Ezta. Mbak risa gak bisa ikut karena sakit. Hani Abahe haul. Asna sedang dalam perjalanan/

"Duk, (panggilanku di Fakultas Dakwah: Paduka) kamu aja yang masuk ya. Aku g bawa sepatu" pinta Ezta.

"Ok"

***

"(tanpa salam, karena aku sering salam di kantor tapi semua tidak ada yang jawab. Hanya satu dua, dan kayaknya aneh kalau ada yang salam di kantor. Aku lihat temen-temen juga tidak salam. Tapi langsung tanya) Buk, bisa tandatangan ujian Teknik Penyiaran Naskah Dakwah tidak buk", aku meminta kepada ibuk di kantor. Aku belum kenal namane tapi kenal wajahe.

"Itu kuliah hari apa ya mas, jam berapa?"

"Hari ini buk (jum'at 3 Juli) Jam pertama."

"Oooo kalu gitu itu kan jam sekarang. Jadi ke Ruangannya aja ya."
Aku ke Ezta yang nunggu diluar.

"Gimana, duk?"

"Kata ibune disuruh ke ruanganne aja"

"Lho, itu kan lom dikasih tau ruangane"

"Oh iya ya", aku kok lupa gitu. Kan rubah jadwal tapi lom dikasih tahu tempate"
Aku masuk lagi. Tanya ibu itu lagi.

"Buk, tapi itu adalah ujian pindah waktu dari hari rabu jadi hari Jum'at. Dan belum ditentukan tempatnya", terangku.

Tapi ibune gak naruh perhatian. Mendengarkan tapi tidak melihat aku.
Dia menjawab "Aku gak tau, mas tunggu bapake aja,ya", jawabnya sambil melihat ke depan. Padahal aku disamping.

Lha, tanya dengan baik, mau tandatangan ujian. Tapi, ibune gak acuh. Gak madep ngomonge. Aku gak marah pas diomongi kayak gitu. Kayae ibune juga gak tahu, jadi gak apa-apa lah. Tapi yang mbuat aku marah itu, setelah aku keluar bentar nuggu dosen-dosen yang lain datang di kantor bawa berita acara ujian, yang mungkin salah satunya adalah berita acara ujian Teknik Penulisan Naskah Dakwah.

Aku masuk lagi ke kantor. Tanya ke ibu itu lagi. Tapi ibune juga noleh ke aku. Malah ke arah Mas Madun (yang biasa ndata-data KPI di komputer), bilang, "Mas, ini lho, mase minta tandatangan terus." dengan nada merasa terganggu dan nada menyalahkan aku.
Dengar itu, aku merasa ternyata dari tadi itu ibune nyalahke aku to, sampe tidak noleh ke aku juga. Aku merasa jengkel. Udah tanya baik-baik. Mau menjalankan kewajiban, eh tapi seakan-akan aku disalahke.

Tapi untunge mas Madun dengan wajah senyum ngasih solusi, ke bu Azida (Kasubag. Akademik) aja mas. Dengan wajah jengkelku kepada ibu tadi, aku menyimpannya di depan bu Azida.

"Assalamu'alaikum, buk. Ini saya mau tandatangan Ujian Teknik Penulisan Naskah Dakwah. Ini cuma tandatangan karena tugas hanya dikumpulkan ke Pak Anasom (pengampu MK TPND)"

Ibu Azida langsung memberi lembaran form tandatangan yang lalu aku bawa keluar untuk tanda tangan.

Tapi api masih ada di dadaku. Kenapa ibune yang tadi diajak bicara, kok kayak gitu. Kok gak dikomunikasike.

Apa aku salah? Apa karena aku tidak salam di depan tadi. Ah... biasanya juga yang lain kayaknya ga salam juga. Apa aku gak sopan? gak sopan yang kayak apa? Biar sopan gimana? Ah... aku gak tau ah yang salah siapa. Yang jelas aku masih merasa jengkel dengan ibuk tadi. Tadi aku sempat perlihatkan wajah jengkelku kepada ibu itu.

Maafkan aku.

Kamis, 02 Juli 2009

Santri PPDN Ziarah Ke Wali-wali

Sabtu (4/7) depan Pondok Pesantren Daarun Najaah mengadakan Ziarah ke berbagai Makam Para Wali Jawa Tengah dan Jawa Timur. Bermula di Kadilangu, Kudus, Tuban dan Lamongan. Perjalanan direncanakan hanya berlangsung satu hari satu malam dimulai jam 5 pagi sampai jam 12 malam. Kegiatan tersebut diadakan dalam rangka menjelang haflah akhirussanah sya'ban depan.
Seluruh Santri diwajibkan mengikuti kegiatan tersebut. Biaya kontribusi perjalanan sebesar 140.000,- Dengan rincian 125.000,- untuk ziarah dan 15.000,- untuk haflah. Santri yang tidak bisa mengikuti diwajibkan melapor kepada KH. Ahmad Izzuddin, M.Ag agar ditemukan solusinya.
Ada beberapa santri yang berhalangan ikut, berkenaan dengan dana. Mereka sudah lapor dan disepkati solusi di antara mereka dengan membayar setelah kegiatan.