Sangat memperihatinkan melihat dunia di era maya ini. Terakhir beredar berita tentang inisiatif seorang dokter membuka Kafe Jamban. Iya, jamban; yang berarti toilet. Jika umumnya kafe atau warung makan menaruh makanan di piring, mangkuk, maka kafe yang satu ini
menaruhnya di sebuah toilet/kakus yang sudah disterilkan. Tentu, steril. Penggagasnya saja dokter. Ia sebagai dokter, merupakan pemerhati lingkungan karena masih banyak rakyat Indonesia yang tidak punya toilet dan berak sembarangan. Rakyat Indonesia masih banyak yang kumuh. Mungkin, sebagai kampanye kali ya, Sang Dokter membuka kafe semacam itu.
menaruhnya di sebuah toilet/kakus yang sudah disterilkan. Tentu, steril. Penggagasnya saja dokter. Ia sebagai dokter, merupakan pemerhati lingkungan karena masih banyak rakyat Indonesia yang tidak punya toilet dan berak sembarangan. Rakyat Indonesia masih banyak yang kumuh. Mungkin, sebagai kampanye kali ya, Sang Dokter membuka kafe semacam itu.
Okelah tujuan yang mulia, tapi jangan dikotori dengan cara yang melanggar norma. Meski tidak sampai haram, tapi itu (menurut saya) sebuah kedzaliman. Alias menempatkan sesuatu tidak pada tempatnya. Apakah sepadan kebaikan yang didapatkan dengan keburukan yang dilakukan. Harus dipertimbangkan dulu dari keduanya mana yang lebih akhoffudhdhararain.
Saya kira kampanye seperti itu kurang tepat, karenq alih-alih masyarakat akan membangun toilet, justru kampanye seperti itu seakan mengajak "ayo mari kita makan di toilet. Ini saya contohkan modelnya". Bukankah ironi, jika akhirnya ada orang bodoh yang terinspirasi dan makan di toilet yang penuh dengan kuman? Iya sih mana ada orang bodoh seperti itu. Tapi kan ada orang yang setengah bodoh, yang akan melakukan hal yang setengah bodoh juga.
Yah, marilah kita kampanye hidup sehat. Ajarkan kehidupan sehat ala Rasulullah s.a.w. Mari kita dukung kampanye Sang Dokter demi menyehatkan masyarakat tapi dengan cara-cara yang santun, sesuai dengan norma masyarakat, meskipun hasilnya tidak langsul terkenal dan tidak langsung mengena. Tapi melalui tahapan-tahapan. Sebagaimana Islam sempurna melalui tahapan-tahapan (tadarruj).
Yah, sekian semoga bermanfaat. Semoga ada yang mengkritik tulisan saya, demi kebaikan bersama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar