Selamat Datang
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
مرحبا أهلا وسهلا بحضوركم في موقعي هذا. موقع فردي بهيج . موقع الألبّاء
مرحبا أهلا وسهلا بحضوركم في موقعي هذا. موقع فردي بهيج . موقع الألبّاء
Selasa, 13 Oktober 2009
WLC Mau Post Test
Masuk kursus WLC, sebagai peserta pertamanya membuat kesan tersendiri. Aku beserta teman-teman dari bermacam-macam institusi mengikuti kursus perdana WLC ini. Kami mengikuti kursus English for University sudah genap 3 bulan. Bermula pada tanggal -/+ 13 Juli. Sore ini nanti, kami akan menjalani Post Test sebagai evaluasi terhadap apa yang telah kami dapatkan selama tiga bulan ini. Semoga sukses!!!
Jumat, 04 September 2009
AMANAT BESAR
Kebiasaan itu sudah berjalan
Menjadi masa lalu yang harus dirubah
Kebiasaan yang tidak baik untuk ditiru
Walaupun sepele tapi tidak baik
Sudah lama ingin menyingkirkan
Tapi tiada kekuatan
Dikalahkan oleh hawa nafsu
Pikiran kalah dengan emosi
Alhamdulillah…
Sekarang lebih bisa menahan
Kebiasaan itu berjalan
Karena amanat telah menimpa
Mendesakku untuk menghindari
Amanat berat yang telah aku sanggupi
Untuk menanggungnya
Karena tak ada alasan tuk menghindari
Dan akan membuatku lebih dewasa
Aku berjanji akan membawanya
Dengan tenaga dan pikiran
Sepenuhnya, sebisa dan sepengalamanku
Selanjutnya hanya Allah harapku.
Menjadi masa lalu yang harus dirubah
Kebiasaan yang tidak baik untuk ditiru
Walaupun sepele tapi tidak baik
Sudah lama ingin menyingkirkan
Tapi tiada kekuatan
Dikalahkan oleh hawa nafsu
Pikiran kalah dengan emosi
Alhamdulillah…
Sekarang lebih bisa menahan
Kebiasaan itu berjalan
Karena amanat telah menimpa
Mendesakku untuk menghindari
Amanat berat yang telah aku sanggupi
Untuk menanggungnya
Karena tak ada alasan tuk menghindari
Dan akan membuatku lebih dewasa
Aku berjanji akan membawanya
Dengan tenaga dan pikiran
Sepenuhnya, sebisa dan sepengalamanku
Selanjutnya hanya Allah harapku.
Selasa, 01 September 2009
Selamat Jalan Sang Guru
Saya sekeluarga mengucapkan belasungkawa yang sedalam-dalamnya atas perginya Syaikh saya KH. Ma'ruf Zubair. Beliau meninggalkan dunia fana ini pada hari Jum'at 7 Ramadhan 1430 H dan dimakamkan setelah Kaum Muslimin di Sarang dan Sekitarnya melaksanakan Ibadah Shalat Jum'at, di sebelah selatan makah Abah beliau, yaitu KH. Zubair Dahlan.
Terima Kasih atas ilmu-ilmu yang engkau berikan kepada saya dan teman-teman di MGS. Kami teringat engkau ketika mengajar Tafsir Jalalain, ketika memberikan wejangan-wejangan di kelas, ketika kami bersilaturrahmi riyadi di dalem engkau dengan senyum manis dan keramah-tamahan yang engkau berikan kepada kami, takkan terlupakan dan akan selalu terkenang.
Tapi kini engkau telah berpindah rumah ke tempat yang lebih baik, ke tempat yang lebih mewah, salah satu pertamanan surga.
Selamat jalan Sang Guru, saya berharap bisa bertemu lagi dengan engkau dengan penuh kebahagiaan dan keni'matan di surga-Nya kelak. Amin...
Terima Kasih atas ilmu-ilmu yang engkau berikan kepada saya dan teman-teman di MGS. Kami teringat engkau ketika mengajar Tafsir Jalalain, ketika memberikan wejangan-wejangan di kelas, ketika kami bersilaturrahmi riyadi di dalem engkau dengan senyum manis dan keramah-tamahan yang engkau berikan kepada kami, takkan terlupakan dan akan selalu terkenang.
Tapi kini engkau telah berpindah rumah ke tempat yang lebih baik, ke tempat yang lebih mewah, salah satu pertamanan surga.
Selamat jalan Sang Guru, saya berharap bisa bertemu lagi dengan engkau dengan penuh kebahagiaan dan keni'matan di surga-Nya kelak. Amin...
Ramadhan Karim
Selamat datang wahai ramadhan yang mulia. Berbagai kebaikan ada padamu. Kebaikan berlipat ganda tatkala engkau datang. Satu shalat fardhu berpahala 70 kali lipat, sedangkan satu shalat sunnah berpahala satu shalat fardhu.
Oh. Bulan ummat Muhammad. Engkau sangat spesial bagi kami. Bulan dimana kitab suci ummat Muhammad diturunkan. Kitab penuntun ke kebenaran. Kandungan artinya sangat dikagumi umat manusia. Pengetahuan masa lalu dan masa depan ada padanya. Segala macam ilmu bisa digali darinya.
Ketika engkau datang, umat Muslim sedunia mengagungkanmu, menggalakkan ibadah karenamu. Sehingga engkau menjadi syi'ar umat Muslim, menyatukan mereka dalam satu kekompakan. Menjalankan rutinitas yang mendunia: puasa, sahur, berbuka, tarawih, membaca al-Qur'an dan ibadah-ibadah yang lain. Seakan-akan dunia pun turut serta bersama mereka.
Terbelenggunya setan sungguh benar-benar terasa. Gangguan yang mereka galakkan tak terlihat bekasnya, hanya perilaku-perilaku manusia asli tanpa bujuk rayu setan. Terbukti intensitas ibadah menaik dan intensitas ma'siat berkurang.
Maka, rugilah Muslim yang engkau tinggal, tapi tidak merampas banyak kebaikan yang engkau bawa.
Oh. Bulan ummat Muhammad. Engkau sangat spesial bagi kami. Bulan dimana kitab suci ummat Muhammad diturunkan. Kitab penuntun ke kebenaran. Kandungan artinya sangat dikagumi umat manusia. Pengetahuan masa lalu dan masa depan ada padanya. Segala macam ilmu bisa digali darinya.
Ketika engkau datang, umat Muslim sedunia mengagungkanmu, menggalakkan ibadah karenamu. Sehingga engkau menjadi syi'ar umat Muslim, menyatukan mereka dalam satu kekompakan. Menjalankan rutinitas yang mendunia: puasa, sahur, berbuka, tarawih, membaca al-Qur'an dan ibadah-ibadah yang lain. Seakan-akan dunia pun turut serta bersama mereka.
Terbelenggunya setan sungguh benar-benar terasa. Gangguan yang mereka galakkan tak terlihat bekasnya, hanya perilaku-perilaku manusia asli tanpa bujuk rayu setan. Terbukti intensitas ibadah menaik dan intensitas ma'siat berkurang.
Maka, rugilah Muslim yang engkau tinggal, tapi tidak merampas banyak kebaikan yang engkau bawa.
Kamis, 20 Agustus 2009
Problem Nilai C
Bersama Chung Thung aku melihat-lihat mata kuliah menimbang-nimbang pengulangan MK yang dapat nilai C. Nilai C yang aku dapatkan melekat di MK Filsafat Umum dan C+ di MK Islam dan Kesetaraan Jender. Tapi Kayae ga da temen deh. Sapa ya yang mau ngulang bareng aku?!!!
Rabu, 12 Agustus 2009
Berjalan di sela-sela kesibukan
Aku sanggupi semua ini
Keoptimisan membuatku menerima
Semua adalah kemungkinan
Selama Tuhan mengijinkan
Tapi, hanya sekadar kemampuanku
Aku menjalaninya
Di depan komputer
Dan di depan komputer
Berbekal dua buku dari perpus
Berbekal data dari internet
Aku menulis
Menulis karya tentang ta'lim
Berjalan di sela-sela kesibukan
Membuat pamflet dan undangan
Untuk menyukseskan acara tahunan
Haflah dan Haul sabtu depan
Aku meminta maaf
beribu-ribu maaf
Kalau hasil karyaku tak seperti yang diharapkan
Tapi itu adalah kerja kerasku
Semoga dipahami...
Keoptimisan membuatku menerima
Semua adalah kemungkinan
Selama Tuhan mengijinkan
Tapi, hanya sekadar kemampuanku
Aku menjalaninya
Di depan komputer
Dan di depan komputer
Berbekal dua buku dari perpus
Berbekal data dari internet
Aku menulis
Menulis karya tentang ta'lim
Berjalan di sela-sela kesibukan
Membuat pamflet dan undangan
Untuk menyukseskan acara tahunan
Haflah dan Haul sabtu depan
Aku meminta maaf
beribu-ribu maaf
Kalau hasil karyaku tak seperti yang diharapkan
Tapi itu adalah kerja kerasku
Semoga dipahami...
Jumat, 10 Juli 2009
Asking
Ask!
Bertanyalah, mintalah, dan komunikasikan apa yang kamu inginkan!
Bertanya membuka jalan.
Meminta tidak selalu rendah.
Berkomunikasi kita jadi tahu yang baik.
Jangan takut akan penolakan. Itu pasti terjadi.
Orang hebat tidak takut akan ditolak, karena dengan ditolak dia melihat peluang yang lain.
Dengan bertanya kita tidak akan tersesat di jalan. Tanya lah apa yang kamu belum ketahui. Bertanya dengan buku. Bertanya dengan yang lebih tahu. Dalam menjalani suatu bidang pekerjaan, baik pekerjaan keuangan, ibadah bahkan kemasyarakatan, seseorang membutuhkan suatu pengalaman berharga yang bisa jadi tidak kita miliki tapi ada di benak orang lain. Jangan malu untuk bertanya. Jangan malu untuk menjadi lebih baik dengan mengetahui yang belum diketahui.
Meminta... Ya terkesan rendah. Itu tidak semuanya. Mintalah dengan baik. Misalnya minta mengajar. Minta mengajar ketika kita merasa mampu itu penting. Dari pada kita cuma menungu dan menunggu, berharap dan berharap bilang saja. Pak saya mau mengajar bisa tidak. Jangan takut ditolak! Masalah tolak menolak itu masalah terakhir. Jika kita tidak meminta maka 0% (Baca: Nol Besar persen) keinginan kita terpenuhi. Siapa yang tahu dengan keinginan orang yang diam! Tapi dengan meminta bisa jadi ditolak bisa jadi diterima. Jadilah 50%-50%, yakni 50% diterima dan 50% ditolak. Tapi apabila Minta kita dibarengi dengan Powerfull Communication, yaitu dengan intonasi tepat dan gaya tubuh yang sesuai bisa jadi kemungkinan diterima bertambah.
Komunikasi merupakan penyatuan pendapat seseorang dengan yang lain. Kedua hal di atas bisa masuk dalam kategori komunikasi. Tapi komunikasi lebih luas. Tidak hanya meminta dan bertanya. Misalnya memberitakan tujuan hidup, keinginan atau yang lain. Bisa jadi seseorang ingin bisa mengendarai sepeda motor. Tapi dia diam. Ya tidak ada yang mendukung. Semua orang di sekelilingnya tidak tahu kalau dia ingin bisa mengendarai motor. Maka tidak satupun yang mau melatihnya. Tapi jika ia komunikasikan, maka suatu saat ketika teman yang dia ajak komunikasi ada ide yang bisa membantunya akan ia tularkan kepada kepadanya.
Dan terakhir jangan takut untuk ditolak. Penolakan merupakan suatu proses. Semuanya membutuhkan proses. Tiada satu keberhasilan pun yang tidak melalui proses.
Ayo ber-Ask!
Bertanyalah, mintalah, dan komunikasikan apa yang kamu inginkan!
Bertanya membuka jalan.
Meminta tidak selalu rendah.
Berkomunikasi kita jadi tahu yang baik.
Jangan takut akan penolakan. Itu pasti terjadi.
Orang hebat tidak takut akan ditolak, karena dengan ditolak dia melihat peluang yang lain.
Dengan bertanya kita tidak akan tersesat di jalan. Tanya lah apa yang kamu belum ketahui. Bertanya dengan buku. Bertanya dengan yang lebih tahu. Dalam menjalani suatu bidang pekerjaan, baik pekerjaan keuangan, ibadah bahkan kemasyarakatan, seseorang membutuhkan suatu pengalaman berharga yang bisa jadi tidak kita miliki tapi ada di benak orang lain. Jangan malu untuk bertanya. Jangan malu untuk menjadi lebih baik dengan mengetahui yang belum diketahui.
Meminta... Ya terkesan rendah. Itu tidak semuanya. Mintalah dengan baik. Misalnya minta mengajar. Minta mengajar ketika kita merasa mampu itu penting. Dari pada kita cuma menungu dan menunggu, berharap dan berharap bilang saja. Pak saya mau mengajar bisa tidak. Jangan takut ditolak! Masalah tolak menolak itu masalah terakhir. Jika kita tidak meminta maka 0% (Baca: Nol Besar persen) keinginan kita terpenuhi. Siapa yang tahu dengan keinginan orang yang diam! Tapi dengan meminta bisa jadi ditolak bisa jadi diterima. Jadilah 50%-50%, yakni 50% diterima dan 50% ditolak. Tapi apabila Minta kita dibarengi dengan Powerfull Communication, yaitu dengan intonasi tepat dan gaya tubuh yang sesuai bisa jadi kemungkinan diterima bertambah.
Komunikasi merupakan penyatuan pendapat seseorang dengan yang lain. Kedua hal di atas bisa masuk dalam kategori komunikasi. Tapi komunikasi lebih luas. Tidak hanya meminta dan bertanya. Misalnya memberitakan tujuan hidup, keinginan atau yang lain. Bisa jadi seseorang ingin bisa mengendarai sepeda motor. Tapi dia diam. Ya tidak ada yang mendukung. Semua orang di sekelilingnya tidak tahu kalau dia ingin bisa mengendarai motor. Maka tidak satupun yang mau melatihnya. Tapi jika ia komunikasikan, maka suatu saat ketika teman yang dia ajak komunikasi ada ide yang bisa membantunya akan ia tularkan kepada kepadanya.
Dan terakhir jangan takut untuk ditolak. Penolakan merupakan suatu proses. Semuanya membutuhkan proses. Tiada satu keberhasilan pun yang tidak melalui proses.
Ayo ber-Ask!
Novel Kak Abik
Liburan sepi. Beberapa temen menemani. Mereka masih ada ujian di kuliah. Aku... Aku sudah selesai. Cuma satu yang belum. Aku masih menanggung tugas novel dua puluh halaman. Sekalipun aku belum pernah membuat novel. Baru ini. Sebab itu, aku baru bisa membuatnya sekarang. Walaupun deadline-nya sudah kelewat satu minggu yang lalu. Selama satu minggu ini aku baru dapat 15 halaman. Yah, sulit-sulit susah. Sulit itu ya susah. Beruntung. Aku diizinin untuk menunda tugasku.
Jika saja sekarang tidak liburan dan banyak tugas, mana mungkin aku membuat novel. Mana mungkin aku membuat hal yang aku belum pernah lakukan. Ilmu tentang pernovelan pun belum banyak kudapat dan fahami.
Maka dari itu, aku mencoba membuatnya dengan melihat novel yang filmnya lagi laris sekarang ini, Ketika Cinta Bertasbih. Aku dapat banyak ilmu dari proses pembuatan ini. Terutama dari novel karya Habiburrahman al-Syirozi ini yang panggilannya hampir sama dengan panggilanku. Kang Abik panggilannya. Sedang Kak Abik aku dipanggil, kadang sih.
Aku kagum dengan Kang Abik. Dia bisa bercerita hal sederhana menjadi suatu yang panjang lebar. Adapun aku satu hal cuma bisa aku ungkapkan dalam satu kalimat. Maklum masih pemula. Keruntutan ceritanya pun bisa dikagumi. Berikut imajinasinya. Isi novelnya penuh makna dan motivasi. Dari sekian kekaguman, maka pantaslah karya beliau dipuja dan dipuji orang seantero Indonesia.
Dibandingkan dengan aku. Ah... kayak semut di kaki gajah. Tapi santai Kang Abik, Kak Abik akan bisa menirumu. Insyaallah.
Penasaran dengan Novel Kak Abik? Sering-seringlah mampir di Labeeeeeeeb.blogspot.com
Salam pena!
Jika saja sekarang tidak liburan dan banyak tugas, mana mungkin aku membuat novel. Mana mungkin aku membuat hal yang aku belum pernah lakukan. Ilmu tentang pernovelan pun belum banyak kudapat dan fahami.
Maka dari itu, aku mencoba membuatnya dengan melihat novel yang filmnya lagi laris sekarang ini, Ketika Cinta Bertasbih. Aku dapat banyak ilmu dari proses pembuatan ini. Terutama dari novel karya Habiburrahman al-Syirozi ini yang panggilannya hampir sama dengan panggilanku. Kang Abik panggilannya. Sedang Kak Abik aku dipanggil, kadang sih.
Aku kagum dengan Kang Abik. Dia bisa bercerita hal sederhana menjadi suatu yang panjang lebar. Adapun aku satu hal cuma bisa aku ungkapkan dalam satu kalimat. Maklum masih pemula. Keruntutan ceritanya pun bisa dikagumi. Berikut imajinasinya. Isi novelnya penuh makna dan motivasi. Dari sekian kekaguman, maka pantaslah karya beliau dipuja dan dipuji orang seantero Indonesia.
Dibandingkan dengan aku. Ah... kayak semut di kaki gajah. Tapi santai Kang Abik, Kak Abik akan bisa menirumu. Insyaallah.
Penasaran dengan Novel Kak Abik? Sering-seringlah mampir di Labeeeeeeeb.blogspot.com
Salam pena!
Senin, 06 Juli 2009
Ziarah sedikit ada masalah
Al-hamdulillah, kemarin Pondok Pesantren Daarun Najaah telah melaksanakan Ziarah Wali-wali dengan sukses. Semua pulang dengan selamat, tanpa suatu luka sedikitpun.
Masalah pilu terjadi ketika rombongan yang terbagi menjadi tiga bis itu, tepatnya Bis 1 mengalami kecelakaan. Kecelakaan itu tidak merubah bentuk bis maupun isinya, muhngkin hanya anak-anak putri di dalam bis yang tidak kuat mental saja yang berubah.
Kecelakaan membuat Bis satu, ketepatan bis itu yang saya naiki, ditahan sementara. Oleh karena itu, seluruh penumpang selain supir dan kernet dipindah ke bisa 2, untuk melanjutkan ke rumah Pak Iz kudus, sementara dicarikan bis pengganti.
Di rumah Pak Iz kudus, 3 atau lebih anak putri pingsan, bisa jadi karena ketakutan. Tapi untuk ketika bis pengganti sudah tiba mereka bertiga sudah pulih kembali.
Aku mengirim pesan kepada ibuk, tentang kejadian ini, kalo Bis yang sana naiki kecelakaan, tapi Bis dan isinya tidak ada yang kurang.
Ibuk menjawab sms, o gak apa-apa bib yang penting selamet. Makanya kalo pergi jangan cuma seneng-seneng aja, baca sholawat yang banya.
Aku introspeksi diri. Iya, ya. Dari tadi aku ga baca sholawat. Biasanya, kalo mau pergi ibuk selalu meminta aku untuk baca solawat.
Al-hamdulillah, setelah baca solawat ga ada kejadian di Bis yang saya naiki, Baik bis 1, 2, atau 3. Bis 1, 2, 3 pernah aku pake. Bis satu waktu dari semarang ke sarang. Bis tiga dari sarang ke gua maharani, ke tuban. Bis 2 dari tuban ke semarang.
Masalah pilu terjadi ketika rombongan yang terbagi menjadi tiga bis itu, tepatnya Bis 1 mengalami kecelakaan. Kecelakaan itu tidak merubah bentuk bis maupun isinya, muhngkin hanya anak-anak putri di dalam bis yang tidak kuat mental saja yang berubah.
Kecelakaan membuat Bis satu, ketepatan bis itu yang saya naiki, ditahan sementara. Oleh karena itu, seluruh penumpang selain supir dan kernet dipindah ke bisa 2, untuk melanjutkan ke rumah Pak Iz kudus, sementara dicarikan bis pengganti.
Di rumah Pak Iz kudus, 3 atau lebih anak putri pingsan, bisa jadi karena ketakutan. Tapi untuk ketika bis pengganti sudah tiba mereka bertiga sudah pulih kembali.
Aku mengirim pesan kepada ibuk, tentang kejadian ini, kalo Bis yang sana naiki kecelakaan, tapi Bis dan isinya tidak ada yang kurang.
Ibuk menjawab sms, o gak apa-apa bib yang penting selamet. Makanya kalo pergi jangan cuma seneng-seneng aja, baca sholawat yang banya.
Aku introspeksi diri. Iya, ya. Dari tadi aku ga baca sholawat. Biasanya, kalo mau pergi ibuk selalu meminta aku untuk baca solawat.
Al-hamdulillah, setelah baca solawat ga ada kejadian di Bis yang saya naiki, Baik bis 1, 2, atau 3. Bis 1, 2, 3 pernah aku pake. Bis satu waktu dari semarang ke sarang. Bis tiga dari sarang ke gua maharani, ke tuban. Bis 2 dari tuban ke semarang.
Jumat, 03 Juli 2009
Libur telah tiba, hore yes. Tapi srondok jengkel.
Hari ini adalah hari terakhir ujian semester enamku di fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang.
Masalah demi masalah aku selesaikan ya dengan senyum, marah, gemes, seneng dan sedih. Semua ada. Nano-nano bangetttss. Manis, asem, asin, rame rasanya. Hari ni aja aku dibuat nesu ma penjaga kantor.
Begini ceritane.
Dari jam 8 aku nunggu temen-temen LPB (lima pemikir besar, Keren ya?!!!^^) di depan kantor. "Ta, kamu dimana? Aku dah sampe kantor nih", pesan singkatku ke Ezta. Ya tunggu di situ aku kesana. Hani, Risa, Asna pun tak luput dari sms ku.
Tapi setengah jam aku menuggu tiada satu pun yang nongol.
"Ah dari pada nunggu di sini, mendingan aku ngedit bentar di Sodiq Comp di bawah", batinku.
Aku turun ke bawah (maklum Kampus dakwah kan ada di "bukit" jadi untuk bilang pergi dari dakwah ke daerah sekitar gerbang masuk kampus 3 di mana dakwah berada kami sering menyebutnya turun) ke Sodiq Comp. Belum sampai di tempat tujuan, aku berpapasan dengan Ezta.
"Ta, aku ngedit tugas pak Ali dulu, di Sodiq"
"Lho, di atas ada siapa?"
"G ada siapa-siapa. Kamu ntar tandatangan dulu (masa-masa ujian kayak gini, karena terjadwal maka setiap mahasiswa wajib tanda tangan ujian. Bagi yang tidak tanda tangan tidak dapat nilai. Begitu aturannya)"
***
Singkat Cerita setelah aku ngedit di Sodiq Comp. Lalu aku ke kantor.
Aku ketemu Ezta. Mbak risa gak bisa ikut karena sakit. Hani Abahe haul. Asna sedang dalam perjalanan/
"Duk, (panggilanku di Fakultas Dakwah: Paduka) kamu aja yang masuk ya. Aku g bawa sepatu" pinta Ezta.
"Ok"
***
"(tanpa salam, karena aku sering salam di kantor tapi semua tidak ada yang jawab. Hanya satu dua, dan kayaknya aneh kalau ada yang salam di kantor. Aku lihat temen-temen juga tidak salam. Tapi langsung tanya) Buk, bisa tandatangan ujian Teknik Penyiaran Naskah Dakwah tidak buk", aku meminta kepada ibuk di kantor. Aku belum kenal namane tapi kenal wajahe.
"Itu kuliah hari apa ya mas, jam berapa?"
"Hari ini buk (jum'at 3 Juli) Jam pertama."
"Oooo kalu gitu itu kan jam sekarang. Jadi ke Ruangannya aja ya."
Aku ke Ezta yang nunggu diluar.
"Gimana, duk?"
"Kata ibune disuruh ke ruanganne aja"
"Lho, itu kan lom dikasih tau ruangane"
"Oh iya ya", aku kok lupa gitu. Kan rubah jadwal tapi lom dikasih tahu tempate"
Aku masuk lagi. Tanya ibu itu lagi.
"Buk, tapi itu adalah ujian pindah waktu dari hari rabu jadi hari Jum'at. Dan belum ditentukan tempatnya", terangku.
Tapi ibune gak naruh perhatian. Mendengarkan tapi tidak melihat aku.
Dia menjawab "Aku gak tau, mas tunggu bapake aja,ya", jawabnya sambil melihat ke depan. Padahal aku disamping.
Lha, tanya dengan baik, mau tandatangan ujian. Tapi, ibune gak acuh. Gak madep ngomonge. Aku gak marah pas diomongi kayak gitu. Kayae ibune juga gak tahu, jadi gak apa-apa lah. Tapi yang mbuat aku marah itu, setelah aku keluar bentar nuggu dosen-dosen yang lain datang di kantor bawa berita acara ujian, yang mungkin salah satunya adalah berita acara ujian Teknik Penulisan Naskah Dakwah.
Aku masuk lagi ke kantor. Tanya ke ibu itu lagi. Tapi ibune juga noleh ke aku. Malah ke arah Mas Madun (yang biasa ndata-data KPI di komputer), bilang, "Mas, ini lho, mase minta tandatangan terus." dengan nada merasa terganggu dan nada menyalahkan aku.
Dengar itu, aku merasa ternyata dari tadi itu ibune nyalahke aku to, sampe tidak noleh ke aku juga. Aku merasa jengkel. Udah tanya baik-baik. Mau menjalankan kewajiban, eh tapi seakan-akan aku disalahke.
Tapi untunge mas Madun dengan wajah senyum ngasih solusi, ke bu Azida (Kasubag. Akademik) aja mas. Dengan wajah jengkelku kepada ibu tadi, aku menyimpannya di depan bu Azida.
"Assalamu'alaikum, buk. Ini saya mau tandatangan Ujian Teknik Penulisan Naskah Dakwah. Ini cuma tandatangan karena tugas hanya dikumpulkan ke Pak Anasom (pengampu MK TPND)"
Ibu Azida langsung memberi lembaran form tandatangan yang lalu aku bawa keluar untuk tanda tangan.
Tapi api masih ada di dadaku. Kenapa ibune yang tadi diajak bicara, kok kayak gitu. Kok gak dikomunikasike.
Apa aku salah? Apa karena aku tidak salam di depan tadi. Ah... biasanya juga yang lain kayaknya ga salam juga. Apa aku gak sopan? gak sopan yang kayak apa? Biar sopan gimana? Ah... aku gak tau ah yang salah siapa. Yang jelas aku masih merasa jengkel dengan ibuk tadi. Tadi aku sempat perlihatkan wajah jengkelku kepada ibu itu.
Maafkan aku.
Masalah demi masalah aku selesaikan ya dengan senyum, marah, gemes, seneng dan sedih. Semua ada. Nano-nano bangetttss. Manis, asem, asin, rame rasanya. Hari ni aja aku dibuat nesu ma penjaga kantor.
Begini ceritane.
Dari jam 8 aku nunggu temen-temen LPB (lima pemikir besar, Keren ya?!!!^^) di depan kantor. "Ta, kamu dimana? Aku dah sampe kantor nih", pesan singkatku ke Ezta. Ya tunggu di situ aku kesana. Hani, Risa, Asna pun tak luput dari sms ku.
Tapi setengah jam aku menuggu tiada satu pun yang nongol.
"Ah dari pada nunggu di sini, mendingan aku ngedit bentar di Sodiq Comp di bawah", batinku.
Aku turun ke bawah (maklum Kampus dakwah kan ada di "bukit" jadi untuk bilang pergi dari dakwah ke daerah sekitar gerbang masuk kampus 3 di mana dakwah berada kami sering menyebutnya turun) ke Sodiq Comp. Belum sampai di tempat tujuan, aku berpapasan dengan Ezta.
"Ta, aku ngedit tugas pak Ali dulu, di Sodiq"
"Lho, di atas ada siapa?"
"G ada siapa-siapa. Kamu ntar tandatangan dulu (masa-masa ujian kayak gini, karena terjadwal maka setiap mahasiswa wajib tanda tangan ujian. Bagi yang tidak tanda tangan tidak dapat nilai. Begitu aturannya)"
***
Singkat Cerita setelah aku ngedit di Sodiq Comp. Lalu aku ke kantor.
Aku ketemu Ezta. Mbak risa gak bisa ikut karena sakit. Hani Abahe haul. Asna sedang dalam perjalanan/
"Duk, (panggilanku di Fakultas Dakwah: Paduka) kamu aja yang masuk ya. Aku g bawa sepatu" pinta Ezta.
"Ok"
***
"(tanpa salam, karena aku sering salam di kantor tapi semua tidak ada yang jawab. Hanya satu dua, dan kayaknya aneh kalau ada yang salam di kantor. Aku lihat temen-temen juga tidak salam. Tapi langsung tanya) Buk, bisa tandatangan ujian Teknik Penyiaran Naskah Dakwah tidak buk", aku meminta kepada ibuk di kantor. Aku belum kenal namane tapi kenal wajahe.
"Itu kuliah hari apa ya mas, jam berapa?"
"Hari ini buk (jum'at 3 Juli) Jam pertama."
"Oooo kalu gitu itu kan jam sekarang. Jadi ke Ruangannya aja ya."
Aku ke Ezta yang nunggu diluar.
"Gimana, duk?"
"Kata ibune disuruh ke ruanganne aja"
"Lho, itu kan lom dikasih tau ruangane"
"Oh iya ya", aku kok lupa gitu. Kan rubah jadwal tapi lom dikasih tahu tempate"
Aku masuk lagi. Tanya ibu itu lagi.
"Buk, tapi itu adalah ujian pindah waktu dari hari rabu jadi hari Jum'at. Dan belum ditentukan tempatnya", terangku.
Tapi ibune gak naruh perhatian. Mendengarkan tapi tidak melihat aku.
Dia menjawab "Aku gak tau, mas tunggu bapake aja,ya", jawabnya sambil melihat ke depan. Padahal aku disamping.
Lha, tanya dengan baik, mau tandatangan ujian. Tapi, ibune gak acuh. Gak madep ngomonge. Aku gak marah pas diomongi kayak gitu. Kayae ibune juga gak tahu, jadi gak apa-apa lah. Tapi yang mbuat aku marah itu, setelah aku keluar bentar nuggu dosen-dosen yang lain datang di kantor bawa berita acara ujian, yang mungkin salah satunya adalah berita acara ujian Teknik Penulisan Naskah Dakwah.
Aku masuk lagi ke kantor. Tanya ke ibu itu lagi. Tapi ibune juga noleh ke aku. Malah ke arah Mas Madun (yang biasa ndata-data KPI di komputer), bilang, "Mas, ini lho, mase minta tandatangan terus." dengan nada merasa terganggu dan nada menyalahkan aku.
Dengar itu, aku merasa ternyata dari tadi itu ibune nyalahke aku to, sampe tidak noleh ke aku juga. Aku merasa jengkel. Udah tanya baik-baik. Mau menjalankan kewajiban, eh tapi seakan-akan aku disalahke.
Tapi untunge mas Madun dengan wajah senyum ngasih solusi, ke bu Azida (Kasubag. Akademik) aja mas. Dengan wajah jengkelku kepada ibu tadi, aku menyimpannya di depan bu Azida.
"Assalamu'alaikum, buk. Ini saya mau tandatangan Ujian Teknik Penulisan Naskah Dakwah. Ini cuma tandatangan karena tugas hanya dikumpulkan ke Pak Anasom (pengampu MK TPND)"
Ibu Azida langsung memberi lembaran form tandatangan yang lalu aku bawa keluar untuk tanda tangan.
Tapi api masih ada di dadaku. Kenapa ibune yang tadi diajak bicara, kok kayak gitu. Kok gak dikomunikasike.
Apa aku salah? Apa karena aku tidak salam di depan tadi. Ah... biasanya juga yang lain kayaknya ga salam juga. Apa aku gak sopan? gak sopan yang kayak apa? Biar sopan gimana? Ah... aku gak tau ah yang salah siapa. Yang jelas aku masih merasa jengkel dengan ibuk tadi. Tadi aku sempat perlihatkan wajah jengkelku kepada ibu itu.
Maafkan aku.
Kamis, 02 Juli 2009
Santri PPDN Ziarah Ke Wali-wali
Sabtu (4/7) depan Pondok Pesantren Daarun Najaah mengadakan Ziarah ke berbagai Makam Para Wali Jawa Tengah dan Jawa Timur. Bermula di Kadilangu, Kudus, Tuban dan Lamongan. Perjalanan direncanakan hanya berlangsung satu hari satu malam dimulai jam 5 pagi sampai jam 12 malam. Kegiatan tersebut diadakan dalam rangka menjelang haflah akhirussanah sya'ban depan.
Seluruh Santri diwajibkan mengikuti kegiatan tersebut. Biaya kontribusi perjalanan sebesar 140.000,- Dengan rincian 125.000,- untuk ziarah dan 15.000,- untuk haflah. Santri yang tidak bisa mengikuti diwajibkan melapor kepada KH. Ahmad Izzuddin, M.Ag agar ditemukan solusinya.
Ada beberapa santri yang berhalangan ikut, berkenaan dengan dana. Mereka sudah lapor dan disepkati solusi di antara mereka dengan membayar setelah kegiatan.
Seluruh Santri diwajibkan mengikuti kegiatan tersebut. Biaya kontribusi perjalanan sebesar 140.000,- Dengan rincian 125.000,- untuk ziarah dan 15.000,- untuk haflah. Santri yang tidak bisa mengikuti diwajibkan melapor kepada KH. Ahmad Izzuddin, M.Ag agar ditemukan solusinya.
Ada beberapa santri yang berhalangan ikut, berkenaan dengan dana. Mereka sudah lapor dan disepkati solusi di antara mereka dengan membayar setelah kegiatan.
Senin, 29 Juni 2009
Kuliah
Kuliah ini rasanya banyak tugas numpuk di akhor deh. Semesteran kali ini banyak didominasi oleh tugas. Tugas buat buletin ada dua. Tugas buat proposal buletin ada 2. Tugas Resum total 5 buku. Tugas Revisi 2. Tugas nulis 2, 1 novel, 1 artikel. Yang semesteran tulis cuma 1, itu pun buat pantes-pantes tok soale nilai dah ada kata bapae.
Yah, pengalaman baru.
Tapi, rasane kuliah ini pengen ndang cepet bar. Cepet ppl, kkl, kkn, terus lulus deh.
Yah, pengalaman baru.
Tapi, rasane kuliah ini pengen ndang cepet bar. Cepet ppl, kkl, kkn, terus lulus deh.
Aktifitas Kampus
Met ujian wahai orang-orang beriman di kampus dakwah.
Semoga suksesssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssss.
Semoga suksesssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssss.
Senin, 15 Juni 2009
Suatu Malam Beserta Peserta Rakornas KPI
Malam malam, dengan saku kosong, kami manertawakan nasib. Sedih tanpa beban bercampur dengan gembira, karena juga kami sedang merayakan kemenangan. Kemenangan tercapainya tujuan, setelah bersusah payah merelakan tindakan, pikiran, bahkan materi demi tujuan. Ya… apa lagi selain hajatan besar kami mengundang KPI se-Indonesia tercapai.
Malam itu, kami selesai “Road to Semarang” dalam rangka refreshing sekaligus memperkenalkan Kota Semarang kepada mahasiswa KPI luar semarang yang pada waktu itu masih menginap di Semarang karena terkendala transportasi. Mereka berjumlah 9 orang mahasiswa dari Palangka Raya, Palu, dan Aceh.
Mereka kami ajak keliling Semarang dengan menggunakan Bus IAIN Walisongo, mengunjungi Masjid Agung Jawa Tengah, menaiki menara al-Husna, berpetualang di Lawang Sewu. Bertepatan hari itu adalah Kamis sore menjelang maghrib Malam Jum’at Kliwon tiba di Lawang Sewu. Kami tidak bisa mengunjungi ruang bawah tanah dikarenakan banjir. Penjelajahan seisi Lawang Sewu selesai pada maghrib. Ruangan gelap menjadikannya memunculkan aura mistis. Tapi semua baik-baik saja.
Tidak selesai di situ road kami. Kami melanjutkan solat maghrib dan berkunjung melihat Sampokong. Berphoto-photo ria bersama Laksamana Cheng Ho.
Teman-teman mulai kelaparan. Itu tampak pada raut wajah mereka yang lemah lesu menunjukkan wajah-wajah orang kelaparan gitu deh. Oleh karena itu, ketupat (ketua panitia) memutuskan kunjungan terakhir road kita adalah Pujasera Ngalian.
Di sinilah, kejadian mengelikan, tragis, ataupun apalah namanya, terjadi. Bermula ketika panitia saling tanya kepada panitia yang lain. “Uang kamu masih berapa?” Pengen tahu apa jawabannya? Senyum manis agak aneh dan ia menunjukkan sambil tertawa sisa uang yang ia miliki. 1000,-. Kami saling memandang antar panitia dan tawa pun meletus untuk menutupi keadaan ini dari tamu luar jawa kami. Untungnya sejenak ada Banci lewat mengamen di depan kami mnutupi kesedihan kami.
Yah… beginilah nasib panitia yang bantuan dana tidak cair pada acara berlansung, tapi dana bisa cair setelah acara selesai.
Kenangan yang tak terlupakan.
Malam itu, kami selesai “Road to Semarang” dalam rangka refreshing sekaligus memperkenalkan Kota Semarang kepada mahasiswa KPI luar semarang yang pada waktu itu masih menginap di Semarang karena terkendala transportasi. Mereka berjumlah 9 orang mahasiswa dari Palangka Raya, Palu, dan Aceh.
Mereka kami ajak keliling Semarang dengan menggunakan Bus IAIN Walisongo, mengunjungi Masjid Agung Jawa Tengah, menaiki menara al-Husna, berpetualang di Lawang Sewu. Bertepatan hari itu adalah Kamis sore menjelang maghrib Malam Jum’at Kliwon tiba di Lawang Sewu. Kami tidak bisa mengunjungi ruang bawah tanah dikarenakan banjir. Penjelajahan seisi Lawang Sewu selesai pada maghrib. Ruangan gelap menjadikannya memunculkan aura mistis. Tapi semua baik-baik saja.
Tidak selesai di situ road kami. Kami melanjutkan solat maghrib dan berkunjung melihat Sampokong. Berphoto-photo ria bersama Laksamana Cheng Ho.
Teman-teman mulai kelaparan. Itu tampak pada raut wajah mereka yang lemah lesu menunjukkan wajah-wajah orang kelaparan gitu deh. Oleh karena itu, ketupat (ketua panitia) memutuskan kunjungan terakhir road kita adalah Pujasera Ngalian.
Di sinilah, kejadian mengelikan, tragis, ataupun apalah namanya, terjadi. Bermula ketika panitia saling tanya kepada panitia yang lain. “Uang kamu masih berapa?” Pengen tahu apa jawabannya? Senyum manis agak aneh dan ia menunjukkan sambil tertawa sisa uang yang ia miliki. 1000,-. Kami saling memandang antar panitia dan tawa pun meletus untuk menutupi keadaan ini dari tamu luar jawa kami. Untungnya sejenak ada Banci lewat mengamen di depan kami mnutupi kesedihan kami.
Yah… beginilah nasib panitia yang bantuan dana tidak cair pada acara berlansung, tapi dana bisa cair setelah acara selesai.
Kenangan yang tak terlupakan.
Visi Misi Hidup
Menjadi orang baik, menaati segala aturan dan terutama mendapat ridho Tuhan adalah tujuanku. saya menjadikan visiku mendapatkan ridho Allah dengan menjadi orang terbaik di sisinya sebisa mungkin, dengan misi selalu menjalani kewajiban dan menjauhi larangan dan menjadi ulama seperti Dr. Said Ramdhan al-Bouti, Syaikh al-Qaradhawi, Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki al-Hasani, KH. Maemun Zubair, dan ulama-ulama hebat lainnya. Misi saya yang lain adalah menjadi orang yang bermanfaat di tengah masyarakat, karena khair an-nās anfa’uhum li an-nās.
Untuk mencapai visi misi itu saya memprogramkan banyak sekali kegiatan.
Yang paling mendasar adalah program JiDat RoLat LuKat PatSo MoJi (siji syahadat, loro sholat, telu zakat, papat poso, limo kaji). Lima program ini merupakan dasar sebagai orang muslim yang mengharap ridha Allah.
Saya berencana meneruskan kuliah S2 di al-Azhar Kairo Mesir, nyantri di Pondok Syaikh Ahmad bin Muhammad Alawi Mekkah. Untuk mencapainya tidaklah hal mudah, karena saya harus mempersiapkan semuanya dari sekarang. Mulai dari segi keilmuan, kesiapan mental, finansial, syarat-syarat penerimaan, dan lain sebagainya.
Oleh karena itu, saya membuat program belajar ilmu agama, lebih khususnya belajar ilmu fiqh dan usul fiqh 2 jam sehari. Hal ini berdasarkan informasi dari Dosen Kewirausahaan, Bapak Bambang Nugroho, bahwa dengan belajar 2 jam setiap hari terus menerus sampai 2 tahun seseorang mempunyai keilmuan setara dengan lulusan S2 dalam bidang tersebut.
Bebarengan dengan hal itu, saya membuat program hafalan al-Qur’an sepertiga halaman tiap hari. Tapi ini berlaku setelah saya menghafal ulang dan lancar apa yang dulu pernah saya hafal dalam al-Qur’an. Sedikit banyak, ada ayat-ayat al-Qur’an yang sudah saya hafal tapi hilang karena keteledoran saya. Agar tidak menumpuk dosa, saya lanyah-kan terlebih dahulu apa yang pernah saya hafal. Hal ini diprogramkan karena sebagai orang Islam seharusnya saya ikut berpartisipasi menjaga kelestarian al-Qur’an yang telah dijamin kelestariannya oleh Allah; karena untuk menjadi seorang ahli agama Islam yang mempelajari al-Qur’an paling tidak harus mengetahui isi al-Qur’an lebih-lebih menghafalnya’ juga untuk syarat masuk S2 Universitas al-Azhar Kairo.
Menjadi lulusan terbaik bersaing dengan teman-teman saya, mengikuti kegiatan, dan masuk dalam lulusan-lulusan pertama angkatan saya merupakan program saya yang lain. Di IAIN Walisongo Fakultas Dakwah Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, saya mendapatkan banyak hal yang saya butuhkan termasuk belajar komunikasi dan bergaul dengan orang lain. Kecakapan berbicara, menulis, berorganisasi dan komputer diajarkan dan dipraktekkan di kampus. Kecakapan ini merupakan bekal menghadapi masyarakat ketika saya sudah berkecimpung di dalam masyarakat.
Ditulis guna mendapatkan dukungan dari teman-teman pembaca demi terapainya tujuan yang butuh ketekunan dan komitment.
Muhammad Labib
Untuk mencapai visi misi itu saya memprogramkan banyak sekali kegiatan.
Yang paling mendasar adalah program JiDat RoLat LuKat PatSo MoJi (siji syahadat, loro sholat, telu zakat, papat poso, limo kaji). Lima program ini merupakan dasar sebagai orang muslim yang mengharap ridha Allah.
Saya berencana meneruskan kuliah S2 di al-Azhar Kairo Mesir, nyantri di Pondok Syaikh Ahmad bin Muhammad Alawi Mekkah. Untuk mencapainya tidaklah hal mudah, karena saya harus mempersiapkan semuanya dari sekarang. Mulai dari segi keilmuan, kesiapan mental, finansial, syarat-syarat penerimaan, dan lain sebagainya.
Oleh karena itu, saya membuat program belajar ilmu agama, lebih khususnya belajar ilmu fiqh dan usul fiqh 2 jam sehari. Hal ini berdasarkan informasi dari Dosen Kewirausahaan, Bapak Bambang Nugroho, bahwa dengan belajar 2 jam setiap hari terus menerus sampai 2 tahun seseorang mempunyai keilmuan setara dengan lulusan S2 dalam bidang tersebut.
Bebarengan dengan hal itu, saya membuat program hafalan al-Qur’an sepertiga halaman tiap hari. Tapi ini berlaku setelah saya menghafal ulang dan lancar apa yang dulu pernah saya hafal dalam al-Qur’an. Sedikit banyak, ada ayat-ayat al-Qur’an yang sudah saya hafal tapi hilang karena keteledoran saya. Agar tidak menumpuk dosa, saya lanyah-kan terlebih dahulu apa yang pernah saya hafal. Hal ini diprogramkan karena sebagai orang Islam seharusnya saya ikut berpartisipasi menjaga kelestarian al-Qur’an yang telah dijamin kelestariannya oleh Allah; karena untuk menjadi seorang ahli agama Islam yang mempelajari al-Qur’an paling tidak harus mengetahui isi al-Qur’an lebih-lebih menghafalnya’ juga untuk syarat masuk S2 Universitas al-Azhar Kairo.
Menjadi lulusan terbaik bersaing dengan teman-teman saya, mengikuti kegiatan, dan masuk dalam lulusan-lulusan pertama angkatan saya merupakan program saya yang lain. Di IAIN Walisongo Fakultas Dakwah Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, saya mendapatkan banyak hal yang saya butuhkan termasuk belajar komunikasi dan bergaul dengan orang lain. Kecakapan berbicara, menulis, berorganisasi dan komputer diajarkan dan dipraktekkan di kampus. Kecakapan ini merupakan bekal menghadapi masyarakat ketika saya sudah berkecimpung di dalam masyarakat.
Ditulis guna mendapatkan dukungan dari teman-teman pembaca demi terapainya tujuan yang butuh ketekunan dan komitment.
Muhammad Labib
Kamis, 04 Juni 2009
KPI Maju terus!!!
Assalamu'alaikum. Haifal hal? Narju an takunuu fii khoirin wa nahnu.
Alhamdulillah hajatan besar KPI telah selesai. Tapi setelah selesai, wahai anak-anak KPI jangan terlihat lesu kayak gitu dong.^^ he he. Kangen ma anak KPI luar semarang ya.
Ayoooooooo, maju terus!!!!!!!
Alhamdulillah hajatan besar KPI telah selesai. Tapi setelah selesai, wahai anak-anak KPI jangan terlihat lesu kayak gitu dong.^^ he he. Kangen ma anak KPI luar semarang ya.
Ayoooooooo, maju terus!!!!!!!
Minggu, 19 April 2009
MID Semester
Halo temen-temen pa kabar.
Al hamdu lillah kabarku baik-baik saja. Aq besok sudah ada yang MID Semester. Aq minta do'a temen-temen, semoga sukses. Ok!
Al hamdu lillah kabarku baik-baik saja. Aq besok sudah ada yang MID Semester. Aq minta do'a temen-temen, semoga sukses. Ok!
Menggugat landasan ontologis ilmu dakwah sebagai ilmu agama
Ilmu dakwah merupakan ilmu yang baru saja lahir dan terhitung masih muda disbanding dengan ilmu-ilmu yang lain. Dakwah mulai dikaji secara akademik pada tahun 1942 dengan didirikannya jurusan dakwah dengan nama Qismul Wa’dhi wal Irsyad pada Fakultas Ushuluddin Universitas al-Azhar Kairo Mesir.
Pada saat itu pengarang buku pertama kali adalah al-Syaikh Ali Machfudh dengan bukunya yang berjudul Hidayatul Mursyidin ila Thuruqil Wa’dhi wal Khithobah. Buku ini diyakini sebagai buku pertama tentang dakwah dalam kajian akademik. Selain buku tersebut, al-Syaikh Ali Machfudh juga mengarang buku-buku lain, termasuk buku al-Khithabah yang mempelajari cara-cara berpidato di depan khalayak umum.
Dalam konteks Indonesia, dakwah mulai dipelajari pada tahun 1970 dengan didirikannya Fakultas Dakwah pada Institut Agama Islam Negeri. Ilmu dakwah mendapat sambutan baik, dengan banyaknya seminar-seminar dan lokakarya yang membahas tentang keilmuan dakwah.
Sebagai Ilmu, dakwah dituntut untuk bisa memenuhi persyaratan-persyaratan ilmu, yaitu terdapat landasan-landasan ontologis, epistemologis, dan axiologis. Dalam kajian landasan ontologism, suatu ilmu harus memperjelas bidang kajiannya. Bidang kajian ilmu secara umum sangat luas. Bidang yang luas itu lalu menjadi berkapling-kapling sesuai dengan pembagian ilmu. Setiap ilmuan harus memahami bidang kajian ilmu masing-masing. Dalam kaitannya dengan ilmu dakwah, landasan ontologis mencari tahu bidang kajian ilmu dakwah.
Amrullah Ahmad menyatakan bahwa ilmu dakwah merupakan bagian dari ilmu agama. Objek material ilmu dakwah adalah al-Qur’an dan Hadis. Dalam hal ini, ilmu dakwah sama dengan ilmu-ilmu keislaman yang lain, seperti fiqh, ilmu kalam, tafsir dakwah, hadis dakwah, dan lainnya. Ilmu-ilmu keislaman ini memiliki objek material yang juga adalah al-Qur’an dan hadis. Jadi, ilmu dakwah adalah satu rumpun dengan ilmu-ilmu tersebut.
Ketika ilmu dakwah masuk dalam katergori ilmu agama, maka ia bertitik tolak dari al-Qur’an dan hadis melalui pemikiran logis deduktif. Dengan demikian dakwah dianggap kurang mampu mencapai tujuannya. Karena tujuan ilmu dakwah adalah terciptanya masyarakat yang adil, makmur, dan sentosa fid dini wad dunya wal akhirah.
Memang diakui al-Qur’an dan hadis merupakan pedoman umat Islam dalam menjalani kehidupan ini, tetapi al-Qur’an dan hadis bukanlah kajian dalam ilmu dakwah, sebagai objek material. Al-Qur’an dan hadis hanya merupakan materi dakwah dan merupakan landasan normatif ilmu dakwah. Sedangkan yang pantas dijadikan objek material ilmu dakwah adalah manusia itu sendiri.
Dari sini, Ilyas Supena mengusulkan adanya perpindahan dari ilmu dakwah sebagai ilmu agama menjadi ilmu dakwah sebagai ilmu sosial Islam. Dengan demikian dakwah memiliki titik tolak dari realitas sosial yang lalu disesuaikan dengan al-Qur’an dan hadis. Dengan demikian, problem-problem masyarakat dapat diusahakan penyelesaiannya melalui ilmu dakwah.
Dengan demikian hakikat ilmu dakwah bukanlah hanya menyampaikan materi dakwah, akan tetapi memberdayakan dan menciptakan suatu keadaan masyarakat yang berperilaku secara Islami secara total. Allah ta’ala berfirman:
Pada saat itu pengarang buku pertama kali adalah al-Syaikh Ali Machfudh dengan bukunya yang berjudul Hidayatul Mursyidin ila Thuruqil Wa’dhi wal Khithobah. Buku ini diyakini sebagai buku pertama tentang dakwah dalam kajian akademik. Selain buku tersebut, al-Syaikh Ali Machfudh juga mengarang buku-buku lain, termasuk buku al-Khithabah yang mempelajari cara-cara berpidato di depan khalayak umum.
Dalam konteks Indonesia, dakwah mulai dipelajari pada tahun 1970 dengan didirikannya Fakultas Dakwah pada Institut Agama Islam Negeri. Ilmu dakwah mendapat sambutan baik, dengan banyaknya seminar-seminar dan lokakarya yang membahas tentang keilmuan dakwah.
Sebagai Ilmu, dakwah dituntut untuk bisa memenuhi persyaratan-persyaratan ilmu, yaitu terdapat landasan-landasan ontologis, epistemologis, dan axiologis. Dalam kajian landasan ontologism, suatu ilmu harus memperjelas bidang kajiannya. Bidang kajian ilmu secara umum sangat luas. Bidang yang luas itu lalu menjadi berkapling-kapling sesuai dengan pembagian ilmu. Setiap ilmuan harus memahami bidang kajian ilmu masing-masing. Dalam kaitannya dengan ilmu dakwah, landasan ontologis mencari tahu bidang kajian ilmu dakwah.
Amrullah Ahmad menyatakan bahwa ilmu dakwah merupakan bagian dari ilmu agama. Objek material ilmu dakwah adalah al-Qur’an dan Hadis. Dalam hal ini, ilmu dakwah sama dengan ilmu-ilmu keislaman yang lain, seperti fiqh, ilmu kalam, tafsir dakwah, hadis dakwah, dan lainnya. Ilmu-ilmu keislaman ini memiliki objek material yang juga adalah al-Qur’an dan hadis. Jadi, ilmu dakwah adalah satu rumpun dengan ilmu-ilmu tersebut.
Ketika ilmu dakwah masuk dalam katergori ilmu agama, maka ia bertitik tolak dari al-Qur’an dan hadis melalui pemikiran logis deduktif. Dengan demikian dakwah dianggap kurang mampu mencapai tujuannya. Karena tujuan ilmu dakwah adalah terciptanya masyarakat yang adil, makmur, dan sentosa fid dini wad dunya wal akhirah.
Memang diakui al-Qur’an dan hadis merupakan pedoman umat Islam dalam menjalani kehidupan ini, tetapi al-Qur’an dan hadis bukanlah kajian dalam ilmu dakwah, sebagai objek material. Al-Qur’an dan hadis hanya merupakan materi dakwah dan merupakan landasan normatif ilmu dakwah. Sedangkan yang pantas dijadikan objek material ilmu dakwah adalah manusia itu sendiri.
Dari sini, Ilyas Supena mengusulkan adanya perpindahan dari ilmu dakwah sebagai ilmu agama menjadi ilmu dakwah sebagai ilmu sosial Islam. Dengan demikian dakwah memiliki titik tolak dari realitas sosial yang lalu disesuaikan dengan al-Qur’an dan hadis. Dengan demikian, problem-problem masyarakat dapat diusahakan penyelesaiannya melalui ilmu dakwah.
Dengan demikian hakikat ilmu dakwah bukanlah hanya menyampaikan materi dakwah, akan tetapi memberdayakan dan menciptakan suatu keadaan masyarakat yang berperilaku secara Islami secara total. Allah ta’ala berfirman:
Kamis, 02 April 2009
Makanan Rohani
Melihat permen & es krim, anak-anak sering merengek kepada ibunya. walau mungkin 2 jam yang lalu atau berapa menit yang lalu mereka telah "menghilangkan" makanan kesukaan mereka itu. Sifat rakus ini apakah hanya pada makanan jasmani saja? Bukankah rohani juga membutuhkan makanan. Ada nggak sih kerakusan anak-akan akan makanan rohani?
Para orang tua seharusnya menyediakan makanan rohani untuk mengiming-imingi anak mereka. karena makanan inilah yang bermanfaat bagi mereka. Bukulah makanan rohani itu. Seperti halnya makanan jasmani, makanan rohani juga ada yang bergizi ada yang tidak.
Para orang tua seharusnya menyediakan makanan rohani untuk mengiming-imingi anak mereka. karena makanan inilah yang bermanfaat bagi mereka. Bukulah makanan rohani itu. Seperti halnya makanan jasmani, makanan rohani juga ada yang bergizi ada yang tidak.
Q paham dari buku "Mengikat Makna" karya Hernowo.
Minggu, 29 Maret 2009
MUSHOLLA BARU FAKULTAS DAKWAH
Fakultas dakwah IAIN Walisongo Semarang mengadakan launching musholla Fakultas Dakwah. Fakultas menggandeng UKM Kordais dalam mengadakan acara launching tersebut. Launching yang diadakan pada Hari selasa, tanggal 17 Maret 2009 ini dihadiri oleh para dosen dan mahasiswa Fakultas Dakwah, dengan fasilitas berjamaah bersama dan makan-makan.
Fakultas Dakwah memandang perlu diadakannya musholla tersebut sudah sekian lama dan telah mengusulkan ke pusat untuk membangun musholla di kawasan fakultas Dakwah, tapi persetujuan tidak kunjung datang. Oleh karena itu, fakultas yang telah lama ingin mengadakan musholla di lingkungan fakultas Dakwah mencari solusi dalam masalah ini. Setelah sekian lama mencari solusi, fakultas Dakwah mendapatkan ide menjadikan ruang i.5 sebagai musholla fakultas Dakwah.
Setelah musholla diresmikan pada launching tersebut, banyak agenda yang direncanakan demi meramaikan musholla: membuat jadwal adzan, kultum, melengkapi perlengkapan, dan lain-lain. Agenda yang sudah pasti berjamaah tentunya. Semuanya dipersiapkan sedemikian rupa dan fakultas mempercayakan Kordais dalam menangani hal-hal tersebut.
Dalam menangani itu, ternyata Kordais mengalami beberapa kendala: mereka kesusahan mengadakan perlengakapan musholla seperti satir, yang mana sangat diharapkan mahasiswa demi kenyamanan mereka melaksanakan ibadah salat; kesulitan penjadwalan kultum; mengatur waktu agar tidak bertabrakan dengan waktu kuliah; dan menarik minat mahasiswa berjamaah di musholla.
Banyak mahasiswa mengeluh mengenai musholla baru itu. Mereka mengeluhkan jauhnya tempat wudlu dalam artian ribet copot pakai sepatu karena tempat wudlu tidak bergandengan dengan musholla. Lebih parah dari itu, tepatnya pada hari selasa, 24 maret 2008, musholla masih tertutup pada waktu salat dzuhur tiba. Tak pelak, hal ini tidak malah menarik minat mahasiswa, bahkan bisa menjadikan mahasiswa berpaling kepada musholla lain yang telah familier.
Fakultas Dakwah memandang perlu diadakannya musholla tersebut sudah sekian lama dan telah mengusulkan ke pusat untuk membangun musholla di kawasan fakultas Dakwah, tapi persetujuan tidak kunjung datang. Oleh karena itu, fakultas yang telah lama ingin mengadakan musholla di lingkungan fakultas Dakwah mencari solusi dalam masalah ini. Setelah sekian lama mencari solusi, fakultas Dakwah mendapatkan ide menjadikan ruang i.5 sebagai musholla fakultas Dakwah.
Setelah musholla diresmikan pada launching tersebut, banyak agenda yang direncanakan demi meramaikan musholla: membuat jadwal adzan, kultum, melengkapi perlengkapan, dan lain-lain. Agenda yang sudah pasti berjamaah tentunya. Semuanya dipersiapkan sedemikian rupa dan fakultas mempercayakan Kordais dalam menangani hal-hal tersebut.
Dalam menangani itu, ternyata Kordais mengalami beberapa kendala: mereka kesusahan mengadakan perlengakapan musholla seperti satir, yang mana sangat diharapkan mahasiswa demi kenyamanan mereka melaksanakan ibadah salat; kesulitan penjadwalan kultum; mengatur waktu agar tidak bertabrakan dengan waktu kuliah; dan menarik minat mahasiswa berjamaah di musholla.
Banyak mahasiswa mengeluh mengenai musholla baru itu. Mereka mengeluhkan jauhnya tempat wudlu dalam artian ribet copot pakai sepatu karena tempat wudlu tidak bergandengan dengan musholla. Lebih parah dari itu, tepatnya pada hari selasa, 24 maret 2008, musholla masih tertutup pada waktu salat dzuhur tiba. Tak pelak, hal ini tidak malah menarik minat mahasiswa, bahkan bisa menjadikan mahasiswa berpaling kepada musholla lain yang telah familier.
Sabtu, 21 Maret 2009
PERUSAKAN GAMBAR CALON DPD KH. AUFAL MAROM DI JEPARA*
Sedang marak di tanah air tercinta ini, kampanye calon legislatif demi suksesi masing-masing calon dalam pemilihan umum 9 April 2009 mendatang. Kampanye dilakukan dengan berbagai macam cara, dimulai dari memasang spanduk di jalan sampai berkeliling kota, dari kampanye amatir sampai kampanye secara profesional. Hal demikian ini dirasa sangat wajar mengingat sistem politik Indonesia saat ini adalah sistem demokrasi, suatu sistem yang melibatkan masyarakat luas di mana mereka ikut andil dalam menentukan wakil mereka.
Sebagian masyarakat merasa risih dengan adanya kain-kain poster tidak beraturan yang menghilangkan estetika keindahan tempat. Akan tetapi mau tidak mau, hal seperti itu pasti terjadi mengingat sekarang adalah waktunya untuk “bernarsis ria”. Selama semuanya dilakukan dengan sewajar-wajarnya saja maka biarkan saja mereka melakukannya. Mumpung waktune.
Kewajaran itu berlangsung selama mereka mentaati aturan-aturan yang ada dan menghormati saingannya dengan tidak berbuat curang sehingga berakibat merugikan saingan. Masih wajar ketika mereka menempel poster di berbagai titik di bebagai daerah. Masih wajar ketika mereka membiarkan poster saingan terpampang tanpa mengaru biru padanya.
Tetapi kewajaran terhenti ketika se“kelompok siluman” datang di kegelapan malam dengan mengendarai “awan biru” beroda empat menggunting puluhan poster Calon Dewan Perwakilan Daerah (DPD) No. 5 KH. Aufal Marom. Hal itu terjadi, tepatnya, di Jepara pada malam Rabu 10 Maret 2009. Secara serempak, hampir semua poster KH. Aufal Marom di Jepara dirusak dengan cara digunting pada bagian foto KH. Aufal Marom dan membiarkan foto KH. Maimoen Zubair tetap utuh.
Di sini terdapat beberapa tanda yang mana bila dibahas secara semiotik akan menunjukkan berbagai petanda. Tanda-tanda itu seperti “awan biru” dan membiarkan foto KH. Maimoen Zubair tetap utuh. Tanda-tanda itu bila dibahas dengan seksama akan menunjukkan suatu petanda akan pelaku “perusakan siluman” tersebut. Bisa saja hal-hal itu merupakan usaha dari pihak pelaku menyembunyikan identitas. Tetapi itu bukan bahasan kami pada kali ini, karena pembahasan itu membutuhkan bahasan tersendiri, yang tidak sesuai dengan bahasan kali ini.
Kebiasaan buruk politik
Politik… Begitulah suasana politik. Perebutan kekuasaan dari dahulu kala hampir dibarengi dengan cara-cara yang kotor. Seribu berbanding satu pemimpin yang fajir (lacut) dibandingkan dengan pemimpin yang adil. Sehingga banyak ulama yang tidak suka ikut campur dalam urusan politik, walau sebenarnya politik sangat memerlukan peran ulama di dalamnya demi menegakkan kebenaran di negara ini. Bisa dibayangkan bila seluruh badan legislatif adalah orang yang fajir, maka akan betapa hancur lebur keharmonisan masyarakat ini disebabkan pembuatan aturan-aturan yang menyalahi aturan yang seharusnya.
Menjadi pemimpin yang adil adalah sangat sulit, melihat adanya banyak rintangan dan halangan yang menghadang tinggi di hadapannya, sehingga dalam hadis nabi dijelaskan bahwa pemimpin yang adil (al-imām al-‘ādil) termasuk dalam golongan orang yang dinaungi Tuhan di waktu tiada naungan selain naungan-Nya.
Tetapi sesulit apapun menjadi pemimpin yang adil, demi terciptanya ketertiban, pemimpin haruslah ada. Janganlah sampai tongkat kepemimpinan ini dibawa oleh orang yang fajir. Oleh karena itu, dalam menghadapi dilema seperti ini kita harus mengambil yang lebih baik dari salah satu dua hal yang tidak mengenakkan: tidak ikut dalam urusan politik dan membiarkan kepemimpinan dibawa oleh seorang yang fajir atau masuk dalam urusan politik tetapi dapat menekan kefajiran.
Untuk menjadi seorang pemimpin yang adil, sudah menjadi keharusan bagi seseorang untuk berusaha tidak berbuat kotor. Ia akan selalu memegang teguh etika-etika yang ada, termasuk etika dalam berkampanye dan tidak bertindak dengan “tindakan siluman” yang meresahkan. Tetapi ia berlomba-lomba dalam kebajikan dan berlomba-lomba secara sportif dalam mendapatkan masa pendukungnya. Wallahua’lam bisshawab
*di tulis oleh Muhammad Labib, Koordinator Divisi Pengembangan Wacana dan Keilmuan Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) IAIN Walisongo Semarang.
Sebagian masyarakat merasa risih dengan adanya kain-kain poster tidak beraturan yang menghilangkan estetika keindahan tempat. Akan tetapi mau tidak mau, hal seperti itu pasti terjadi mengingat sekarang adalah waktunya untuk “bernarsis ria”. Selama semuanya dilakukan dengan sewajar-wajarnya saja maka biarkan saja mereka melakukannya. Mumpung waktune.
Kewajaran itu berlangsung selama mereka mentaati aturan-aturan yang ada dan menghormati saingannya dengan tidak berbuat curang sehingga berakibat merugikan saingan. Masih wajar ketika mereka menempel poster di berbagai titik di bebagai daerah. Masih wajar ketika mereka membiarkan poster saingan terpampang tanpa mengaru biru padanya.
Tetapi kewajaran terhenti ketika se“kelompok siluman” datang di kegelapan malam dengan mengendarai “awan biru” beroda empat menggunting puluhan poster Calon Dewan Perwakilan Daerah (DPD) No. 5 KH. Aufal Marom. Hal itu terjadi, tepatnya, di Jepara pada malam Rabu 10 Maret 2009. Secara serempak, hampir semua poster KH. Aufal Marom di Jepara dirusak dengan cara digunting pada bagian foto KH. Aufal Marom dan membiarkan foto KH. Maimoen Zubair tetap utuh.
Di sini terdapat beberapa tanda yang mana bila dibahas secara semiotik akan menunjukkan berbagai petanda. Tanda-tanda itu seperti “awan biru” dan membiarkan foto KH. Maimoen Zubair tetap utuh. Tanda-tanda itu bila dibahas dengan seksama akan menunjukkan suatu petanda akan pelaku “perusakan siluman” tersebut. Bisa saja hal-hal itu merupakan usaha dari pihak pelaku menyembunyikan identitas. Tetapi itu bukan bahasan kami pada kali ini, karena pembahasan itu membutuhkan bahasan tersendiri, yang tidak sesuai dengan bahasan kali ini.
Kebiasaan buruk politik
Politik… Begitulah suasana politik. Perebutan kekuasaan dari dahulu kala hampir dibarengi dengan cara-cara yang kotor. Seribu berbanding satu pemimpin yang fajir (lacut) dibandingkan dengan pemimpin yang adil. Sehingga banyak ulama yang tidak suka ikut campur dalam urusan politik, walau sebenarnya politik sangat memerlukan peran ulama di dalamnya demi menegakkan kebenaran di negara ini. Bisa dibayangkan bila seluruh badan legislatif adalah orang yang fajir, maka akan betapa hancur lebur keharmonisan masyarakat ini disebabkan pembuatan aturan-aturan yang menyalahi aturan yang seharusnya.
Menjadi pemimpin yang adil adalah sangat sulit, melihat adanya banyak rintangan dan halangan yang menghadang tinggi di hadapannya, sehingga dalam hadis nabi dijelaskan bahwa pemimpin yang adil (al-imām al-‘ādil) termasuk dalam golongan orang yang dinaungi Tuhan di waktu tiada naungan selain naungan-Nya.
Tetapi sesulit apapun menjadi pemimpin yang adil, demi terciptanya ketertiban, pemimpin haruslah ada. Janganlah sampai tongkat kepemimpinan ini dibawa oleh orang yang fajir. Oleh karena itu, dalam menghadapi dilema seperti ini kita harus mengambil yang lebih baik dari salah satu dua hal yang tidak mengenakkan: tidak ikut dalam urusan politik dan membiarkan kepemimpinan dibawa oleh seorang yang fajir atau masuk dalam urusan politik tetapi dapat menekan kefajiran.
Untuk menjadi seorang pemimpin yang adil, sudah menjadi keharusan bagi seseorang untuk berusaha tidak berbuat kotor. Ia akan selalu memegang teguh etika-etika yang ada, termasuk etika dalam berkampanye dan tidak bertindak dengan “tindakan siluman” yang meresahkan. Tetapi ia berlomba-lomba dalam kebajikan dan berlomba-lomba secara sportif dalam mendapatkan masa pendukungnya. Wallahua’lam bisshawab
*di tulis oleh Muhammad Labib, Koordinator Divisi Pengembangan Wacana dan Keilmuan Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) IAIN Walisongo Semarang.
Selasa, 03 Maret 2009
Kuliah dimulai kembali
Halo teman-teman! Pa kabar semua. Hmmmh, aku sekarang dah mulai masuk lagi. Tapi hari-hari awal ini, aq tidak bisa ful l di perkuliahan. Soale, setiap jam ke dua sampai tanggal 11 Maret 2009, kalo ga salah, aku ikut pengayaan bahasa arab di ubinsa. Jadi, untuk jam ke dua, aku izin dulu. Moga semua yang ku lakukan bermanfaat.
Pengayaan ini dah dimulai tanggal 23 Februari. Tapi aku baru bisa ikut pada tanggal 27 feb, soale tanggal 24 aku lagi dirundung duka dan dah datang di pondok Daarun Najaah Tugu Semarang tanggal 26 sore.
Pengayaan ini dah dimulai tanggal 23 Februari. Tapi aku baru bisa ikut pada tanggal 27 feb, soale tanggal 24 aku lagi dirundung duka dan dah datang di pondok Daarun Najaah Tugu Semarang tanggal 26 sore.
Jumat, 16 Januari 2009
Acara Orientasi Hisab Rukyat
Met Siang, Pagi, n Sore, semuanya. Hari ni aq mau pulang ntar sore, insyaallah. Aq mo pulang, soale nanti tanggal 29-31 januari 2009 ada acara Orientasi Hisab Rukyat se-Karesidenan pati di pondok Nurul Anwar, Bajingjowo Sarang Rembang. Minta do'anya, ya. Semoga lancar n sukses. Ya walaupun namanya se-Karesidenan Pati tapi tempatnya di Rembang. Ya, ga papa. Rembang kan termasuk dalam karesidenan pati. Acara ini cuma terbatas bagi 45 peserta saja. Ia tersebar dari berbagai pondok pesantren di karesidenan pati (pati, jepara, blora, kudus, rembang).
Aq ni lagi ndesain Cover buat buku orientasi tsb. lihat gambar! bagus ya. ^^ Hehe. Karyaku ndiri, kok.
Senin, 12 Januari 2009
Ujian selesai
Aq merasa senang ujian selesai dan bisa melaksanakan tugas dengan, insyaallah, sukses. Moga nilaine sae2. Amin.
Langganan:
Postingan (Atom)