Entah seperti apa pendapat banyak orang tentang lugu. Sebagian mungkin menganggap buruk. Tapi sebagian memujinya. Seseorang yang apa adanya kah, orang lugu itu? Seseorang yang berlaku baik kah, dia itu? Atau yang lain?
Tak tahu persis, apa itu lugu.
Banyak orang memuji kebaikan orang lugu. Tetapi di balik pujian itu, seakan terselip ketidaksukaan akan sifat lugu, dalam artian tidak bangga dengan sifat lugu seseorang. Seakan orang lugu selain memiliki kelebihan berupa kebaikan hati, tapi sekaligus memiliki kekurangan. Apa gerangan kekurangan itu?
Untuk menghilangkan kekurangan keluguan, apakah harus pula menghilangkan kelebihannya? Apakah untuk menghilangkan kesan negatif lugu, apa harus dengan melakukan keburukan?
Kiranya keluguan berbanding terbalik dengan kedewasaan. Banyak orang memuji kedewasaan. Meski kedewasaan tidak melalui jalan yang benar. Apakah kedewasaan harus dilalui dengan melakukan keburukan. Sering didengar, pacaran untuk mendewasakan diri. Tidak tahukah mereka, di sela-sela pacaran terselip kemaksiatan? Saling melihat antara dua lawan jenis, berjalan bergandengan, bersendirian, dan saling telepon-teleponan.
Haruskan dewasa bermula atau melalui hal semacam itu?
Dewasa – lugu, saya kira, memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Alangkah baiknya bila bisa mengkombinasikan kebaikan dewasa dengan kebaikan lugu. Kebaikan lugu terletak pada menetapi kebaikan dan kebaikan dewasa terletak pada pengalaman. Sehingga, menjadi lugu yang dewasa tidak hanya berfikir kebaikan sekarang tetapi juga mempertimbangkan pengalaman untuk kedepan.
Ya, saya kira kebaikan disertai pengalaman akan membimbing kepada kehidupan yang lebih baik.