Jogja sejak semula tidak menerapkan lockdown. Hanya terdapat larangan mudik yang berlaku secara nasional pada hari-hari setelah dan sebelum lebaran. Di DIJ lebih ditekankan kesadaran masyarakat seperti yang diinginkan Sultan Hamengkubuwono X. Masyarakat diharap untuk di rumah saja kecuali untuk keperluan mendesak. Jika terpaksa untuk keluar maka harus mematuhi protokol kesehatan seperti jaga jarak, pakai masker, dan cuci tangan sesering mungkin di tempat-tempat yang disediakan.
Hampir di setiap pertokoan dan swalayan mewajibkan pelanggan untuk cuci tangan dan ditembak dengan pengecek suhu sebelum memasuki ruangan. Pengunjung pun di batasi sesuai dengan kapasitas swalayan agar tidak terjadi desak-desakan.
Kini sarana transportasi wisatawan Malioboro seperti andong dan becak mulai beroperasi dan menerapkan protokol kesehatan menuju new normal. Aturan tersebut keluar sejak Kamis (11/6) dan disambut baik oleh paguyuban kusir andong DIJ. Agar aman dan nyaman kusir andong mengenakan masker dan pelindung wajah. Para Pekerja pun memasang stiker di jalanan Malioboro berupa tanda satu arah bagi pejalan kaki di kawasan yang menjadi salah satu ikon jogja ini. lb
(merupakan opini dan rangkuman dari jawa pos radar jogja, karena ditulis setelah membaca koran tersebut) 😀